Baru-baru ini, saya menghadiri pelatihan tentang financial planner secara gratis. Sebagai praktisi investasi dan keuangan, tentu ini adalah peluang yang sangat bagus. Walaupun saya telah mengambil S1 dan S2 yang berbasis Keuangan, saya baru menyadari pentingnya suatu investasi sekaligus proteksi dalam kehidupan kita. Sebelumnya, saya baru menamakannya sebagai pentingnya "emergency fund" sebelum berinvestasi.
Berikut adalah beberapa bagaian penting dalam financial planning:
-Kita boleh jadi adalah investor. Namun, bagaimana dengan investasi kita jika rumah sakit yang memintanya?artinya jika Anda sakit?tentu, apa pun yang kita miliki akan dikorbankan untuk kesembuhan kita.
-Bagaimana jika kematian menjemput Anda?bagaimana dengan keluarga Anda?tentu kita tidak bisa memberikan lagi nafkah seperti saat kita sedang hidup. Seperti yang dialami oleh seorang senior saya di SMA, kemarin kecelakaan dari motor, meninggalkan anak yang baru 2 tahun. Tentu, tak bisa lagi memberikan nafkah untuk anaknya, memberikan pendidikan untuk anaknya.
-Bagaimana jika suatu saat terjadi kecelakaan fatal sehingga tidak lagi bisa bekerja?
-Bagaimana jika income yang biasa kita peroleh itu terputus?misalnya di PHK?
Dalam management risiko, ada beberapa pendekatan thd risiko: avoiding risk, accepting risk, transfering risk.
Dari situlah, instruktur itu mengatakan pentingnya melakukan managing risk dengan melakukan transfering risk yaitu dengan mengambil proteksi terhadap kesehatan (health), jiwa (life), ataupun income. Proteksi yang dimaksud bukan menggantikan kesehatan (supaya tidak sakit) atau jiwa (jika meninggal), namun menggantikan financial value atas terjadi risiko sakit atau meninggal, atau risiko kehilangan income. Namun demikian, tentu there is no free luch, sehingga ada biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan proteksi itu sendiri.
Baik, kita akan analisis beberapa sikap yang terbaik untuk dijalankan:
Bagaimana cara memilih proteksi yang bagus:
-tentu, harus mempertimbangkan reputasi perusahaan. Bagaimana jadinya jika telah terjadi risiko terhadap kita, tetapi perusahaan yang memberikan proteksi malah bangkrut?bahkan AIG Life pun, perusahaan asuransi terbesar di AS, pernah hampir collaps. Dengan begitu, penting untuk dilihat bagaimana management di perusahaan yang memberikan kita proteksi, seberapa prudent (hati-hati) dalam melakukan investasinya, dll.
-bisa juga dengan melakukan "risk sharing" yaitu dengan berusaha saling menanggung antar anggota jika terjadi "sesuatu" terhadap salah satu anggotanya. konsep risk sharing itulah yang menjadi dasar dalam tabarru-atau konsep asuransi syariah. Dalam tabarru, semua peserta sepakat untuk 'saling menolong satu dengan yang lain' dengan memberikan suatu iuran yang disebut kontribusi. Jika tidak terjadi sesuatu kepada seluruh anggota, maka dana kontribusi itu akan dibagikan kembali kepada anggotanya. Subhanallah, begitu bagusnya konsep tabarru ini.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Insya Allah, akan dilanjutkan.
Wassalam
Mamat Rohimat
Berikut adalah beberapa bagaian penting dalam financial planning:
- cash management
- tax planning
- property planning
- health, life, and income
- investment
-Kita boleh jadi adalah investor. Namun, bagaimana dengan investasi kita jika rumah sakit yang memintanya?artinya jika Anda sakit?tentu, apa pun yang kita miliki akan dikorbankan untuk kesembuhan kita.
-Bagaimana jika kematian menjemput Anda?bagaimana dengan keluarga Anda?tentu kita tidak bisa memberikan lagi nafkah seperti saat kita sedang hidup. Seperti yang dialami oleh seorang senior saya di SMA, kemarin kecelakaan dari motor, meninggalkan anak yang baru 2 tahun. Tentu, tak bisa lagi memberikan nafkah untuk anaknya, memberikan pendidikan untuk anaknya.
-Bagaimana jika suatu saat terjadi kecelakaan fatal sehingga tidak lagi bisa bekerja?
-Bagaimana jika income yang biasa kita peroleh itu terputus?misalnya di PHK?
Dalam management risiko, ada beberapa pendekatan thd risiko: avoiding risk, accepting risk, transfering risk.
Dari situlah, instruktur itu mengatakan pentingnya melakukan managing risk dengan melakukan transfering risk yaitu dengan mengambil proteksi terhadap kesehatan (health), jiwa (life), ataupun income. Proteksi yang dimaksud bukan menggantikan kesehatan (supaya tidak sakit) atau jiwa (jika meninggal), namun menggantikan financial value atas terjadi risiko sakit atau meninggal, atau risiko kehilangan income. Namun demikian, tentu there is no free luch, sehingga ada biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan proteksi itu sendiri.
Baik, kita akan analisis beberapa sikap yang terbaik untuk dijalankan:
- Benar, meninggal adalah suatu yang pasti. Untuk itu, yang bisa dilakukan adalah mempersiapkan kematian.
- benar, kesehatan adalah penting. Untuk itu, penting kita mempersiapkan jika terjadi sakit. memiliki proteksi untuk meng-cover biaya perawatan medis adalah hal yang bijaksana. Hal yang juga penting adalah bersyukur dan memanfaatkan waktu saat kita sedang sehat, menjaga kesehatan dengan memiliki gaya hidup yang sehat (tidur secara teratur, makan teratur, olah raga teratur, hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan narkoba, bersikap positif, dan jaga lingkungan supaya tidak banyak polusi).
- Proteksi terhadap income juga penting. Artinya, proteksi terhadap income adalah hal yang bijaksana. Selain itu, mulailah untuk semakin bijak dalam berbelanja, menabung untuk emergency fund, lakukan investasi pada asset baik asset riil maupun asset keuangan secara berkesinambungan, miliki sumber pendapatan yang terdiversifikasi, dan lain-lain.
Bagaimana cara memilih proteksi yang bagus:
-tentu, harus mempertimbangkan reputasi perusahaan. Bagaimana jadinya jika telah terjadi risiko terhadap kita, tetapi perusahaan yang memberikan proteksi malah bangkrut?bahkan AIG Life pun, perusahaan asuransi terbesar di AS, pernah hampir collaps. Dengan begitu, penting untuk dilihat bagaimana management di perusahaan yang memberikan kita proteksi, seberapa prudent (hati-hati) dalam melakukan investasinya, dll.
-bisa juga dengan melakukan "risk sharing" yaitu dengan berusaha saling menanggung antar anggota jika terjadi "sesuatu" terhadap salah satu anggotanya. konsep risk sharing itulah yang menjadi dasar dalam tabarru-atau konsep asuransi syariah. Dalam tabarru, semua peserta sepakat untuk 'saling menolong satu dengan yang lain' dengan memberikan suatu iuran yang disebut kontribusi. Jika tidak terjadi sesuatu kepada seluruh anggota, maka dana kontribusi itu akan dibagikan kembali kepada anggotanya. Subhanallah, begitu bagusnya konsep tabarru ini.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Insya Allah, akan dilanjutkan.
Wassalam
Mamat Rohimat