Tuesday, November 4, 2008

2 Aturan Utama Investasi

Benjamin Graham, Guru Warren Buffett mengatakan, hanya ada 2 aturan investasi:
  1. Pertama, tidak boleh rugi.
  2. Kedua, ingat aturan pertama.
Sering kali kita sebagai investor merasa terpengaruh oleh naik atau turunnya nilai portofolio kita. Jika kita tidak ingat dengan aturan investasi tersebut, tentu akan begitu seringnya kita mengalami kerugian dalam berinvestasi.

Untuk bisa benar-benar menjadi investor yang insya Allah, tidak merugi, ada beberapa hal yang harus dilakukan:
  1. Jadilah investor, bukan spekulator
  2. miliki horizon investasi jangka panjang
  3. tidak harus menjual portofolio jika harganya lebih rendah dari harga beli.
  4. menyambung dari poin 3 di atas, hal itu bisa terjadi karena kita menyakini prospek bisnis di masa mendatang akan lebih baik
  5. ketika harga menurun dari harga pembelian awal, investor seharusnya melakukan pembelian lanjutan (avereging down), yaitu belilah perusahaan itu dengan harga yang lebih rendah sehingga harga rata-rata pembeliannya (average) menjadi lebih rendah (down)
  6. tidak terlalu pusing dengan fluktuasi harga jangka pendek. Ingat, dimana pun harga saham perusahaan di dunia yang telah go public akan naik dan turun. Hal ini karena perspepsi investor dan tujuan investor berbeda. Jika harga turun bukan diakibatkan oleh penurunan bisnis, seharusnya investor tidak perlu merasa risih karena dalam jangka panjang, harga akan menyesuaikan kepada nilai bisnis itu sendiri.
Oleh karena itu, investor The Great Investor tidak perlu merasa risih dengan fluktuasi indeks. Insya Allah, Manajemen akan melakukan yang terbaik untuk investor sehingga investor yang bergabung di The Great Investor bukan untuk mencari kerugian, melainkan untuk mendapatkan keuntungan.

Selamat Berinvestasi


Manajemen

Wednesday, October 15, 2008

PENGUMUMAN PENTING: BUAT INVESTOR

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Setelah tanggal 13 Oktober 2008, Manajemen telah menuliskan kebijakan penghitungan saham The Great Investor (TGI) yang dijadikan dasar perhitungan jumlah kepemilikan saham oleh Investor, Manajemen kini menemukan metode perhitungan yang lebih adil bagi investor, yaitu:

  • Setiap investor yang mentransfer dana sebelum pukul 13.00 WIB, akan diperhitungkan jumlah kepemilikan saham yang dimiliki berdasarkan nilai saham TGI pada hari bursa sebelumnya (T-1)
  • Setiap investor yang mentransfer dana sesudah pukul 13.00 WIB, akan diperhitungkan jumlah kepemilikan saham yang dimiliki berdasarkan nilai saham TGI pada akhir hari bursa tersebut.
Untuk kemudahan, Manajemen dapat saja menggunakan harga TGI Terakhir yang pernah dihitung, jika tidak ada transaksi investasi oleh investor pada periode tersebut sehingga tidak mempengaruhi nilai ekuitas dan jumlah saham The Great Investor yang dimiliki investor.

Kebijakan baru ini lebih adil (walaupun jumlah kepemilikan saham Mamat Rohimat, yang menjalankan operasional sehari-hari Manajemen The Great Investor berkurang dibandingkan dengan perhitungan sebelumnya dari 8.415,008 menjadi 7.995,385 lembar saham)

Dengan demikian, sampai dengan hari Selasa, 14 Oktober 2008, The Great Investor telah mengeluarkan saham sebanyak 17.303,004 dengan komposisi kepemilikan sebagai berikut:

  1. Mamat Rohimat: 7.995,385 lembar (46%)
  2. Asep Yan M: 4.426,913 lembar (26%)
  3. Toni Susanto: 3.273,979 lembar (19%)
  4. Saptiangga Sartono: 1.606,728 (9%).

Adapun harga saham The Great Investor pada akhir penutupan bursa tanggal 14 Oktober 2008 adalah Rp 931,652 per lembar atau meningkat 13 % dibandingkan dengan tanggal 8 Oktober 2008 (hari bursa disuspensi) yang hanya Rp 824,092.

Walaupun demikian, jika Anda berinvestasi pada harga The Great Investor senilai Rp 10 Juta pada tanggal 8 Oktober 2008 (harga rendah), maka jumlah saham The Great Investor yang Anda miliki adalah sebanyak 12.134,57 lembar. Akan tetapi, bayangkan jika Anda menunggu investasi agar pasar membaik dahulu dan harganya meningkat menjadi Rp 4000 per lembar, maka jumlah saham The Great Investor yang Anda miliki hanya 2500 lembar (berbeda 9.634,567 lembar). Bayangkan jika uang yang Rp 10 Juta itu Anda membeli saham The Great Investor pada harga Rp 824,092, lalu Anda simpan sampai nilainya per lembar Rp 4000, maka nilai investasi Anda akan meningkat menjadi Rp 48.538.270 atau meningkat sebesar 385%. Bayangkan jika Anda berinvestasi sebanyak Rp 100 Juta kini, Rp 1 Miliar, akan menjadi lebih besar lagi potensi peningkatan nilai kekayaan Anda!

Hal ini sangat mungkin kita dapatkan, asal kita memiliki perspektif investasi yang benar. Suatu fakta yang saya dapatkan adalah sebagai berikut:

  • UNVR dijual perdana pada Desember 1981 seharga Rp 3.175 per lembar
  • UNVR telah dua kali stock split masing-masing 1:10 pada tahun 2000 dan 2003.
  • Artinya, harga UNVR kini adalah 10x10 = 100 kali harga UNVR dibandingkan dengan nilai perdana.

Dengan demikian, karena UNVR ditutup pada harga Rp 7.500 pada tanggal 13 Oktober 2008, sebenarnya nilainya adalah Rp 7500 x 100 = Rp 750.000 per lembar jika dibandingkan dengan harga IPO.

Jika kita berinvestasi sebesar Rp 9.525.000 (membeli 3000 lembar UNVR) pada Desember 1981, maka kini nilainya menjadi 3000 lembar X Rp 750.000/lembar = Rp 2,25 Miliar!! (meningkat menjadi 236,22 kali selama sekitar 27 tahun).

Hal yang sama, kita asumsikan itu akan terjadi selama 27 tahun ke depan. Jika kita sekarang berumur 26 tahun, maka 27 tahun ke depan adalah 53 tahun (mendekati usia pensiun). Jika kita menginginkan tersedia dana saat pensiun sebesar Rp 2,25 Miliar, investasikanlah dana sebesar Rp 10-jutaan hari ini dan Anda tahan 27 tahun kemudian.

Bagaimana jika kita berinvestasi secara rutin, anggaplah 50% dari pendapatan tiap bulan, dan menghasilkan tingkat keuntungan yang serupa, berapa dana yang dapat tersedia saat kita pensiun? tentunya, insya Allah sangat besar!!!

Jika kita ambil kesimpulan, ada beberapa hal yang harus kita garis bawahi dalam investasi:

  • semakin besar uang yang kita investasikan, maka akan berpotensi menghasilkan semakin besar.
  • semakin dini kita berinvestasi, maka peluang nilai investasi bertumbuh semakin besar.
  • semakin besar tingkat return investasi yang dihasilkan secara konsisten, maka akan menciptakan multiplikasi nilai investasi yang semakin besar.
  • semakin lama jangka waktu investasi, semakin besar pula kemungkinan nilai investasi kita menjadi "menggelembung".

Oleh karena itu, selamat bagi Anda yang telah bergabung dalam The Great Investor. Semoga, kita akan menjadi investor "the great" di masa depan. Tambah terus investasi Anda, beri masukan investasi yang bagus (jika Anda mengetahuinya), dan bersabarlah kita untuk menuai investasi kita saat kita benar-benar memerlukannya.


Wassalamu'ailaikum


Manajemen
TheGreat Investor

The best choice for investing

Monday, October 13, 2008

KEBIJAKAN PENGHITUNGAN SAHAM THE GREAT INVESTOR DAN REKONSILIASI JUMLAH SAHAM YANG DIMILIKI INVESTOR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Manajemen telah mencoba melakukan skenario perhitungan supaya memberikan keadilan bagi investor. Namun, ternyata tidak mudah untuk melakukan penyesuaian harga The Great Investor per lembar yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah saham yang dimiliki investor. Semakin tidak mudah tatkala waktu kecepatan rekonsiliasi dana investasi yang dilakukan oleh PT eTrading Securities tidak sama.

Dengan demikian, Manajemen akan menempuh kebijakan yang sama dalam penggunaan harga The Great Investor yang dijadikan dasar perhitungan jumlah saham yang dimiliki investor, yaitu:
  • nilai Great Investor per lembar dihitung setelah bursa ditutup.
  • Manajemen hanya wajib menghitung nilai The Great Investor per lembar tatkala ada investor yang melakukan investasi.
  • investor yang melakukan investasi tambahan pada suatu hari dan dananya telah diterima Manajemen, maka perhitungan jumlah saham The Great Investor yang dimiliki investor tersebut didasarkan pada nilai The Great Investor per lembar setelah bursa ditutup. Ketentuan ini berlaku walaupun: (1) dana investor telah masuk ke akun The Great Investor sehingga hari itu digunakan untuk investasi, (2) dana investor belum masuk ke akun The Great Investor sehingga belum tercermin ke dalam cash + 3. pada ketentuan (2) ini, Manajemen dianggap melakukan margin trading yang akan dilunasi oleh dana investor.
  • jika Manajemen melihat kemudahan menerapkan kebijakan lain yang lebih adil, maka kebijakan ini akan diubah dikemudian hari (tanpa mengubah keputusan yang lalu).
  • Atas masukan dan pengertian Investor, Kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Manajemen

Monday, October 6, 2008

Saatnya Menambah Investasi pada The Great Investor

Pada hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia melemah 183.77 point atau menurun 10.02% dibandingkan dengan pembukaan, yakni pada level 1648.74! Hal ini disebabkan oleh sentimen negatif terhadap dampak krisis keuangan di Amerika Serikat. Walaupun demikian, perusahaan-perusahaan di Indonesia sesungguhnya memiliki fundamental yang baik. Artinya, kini saatnya bagi investor sejati untuk melakukan investasi dengan membeli perusahaan karena harganya patut diduga dibawah instrinsic valuenya (under valued).

Hari ini, The Great Investor pun telah melakukan transaksi sebagai berikut, dan memiliki portofolio sebagai berikut:
6000 Lembar saham ANTM dengan rata-rata harga pembelian Rp 1330
1000 lembar saham INDF dengan rata-rata harga pembelian Rp 1885
10.500 lembar saham BTEL dengan rata-rata harga pembelian Rp 184
2500 lembar saham CNKO dengan rata-rata harga pembelian Rp 56

Nilai kekayaan bersih The Great Investor pada akhir perdagangan 6 Oktober setelah dikurangi biaya transaksi dan management fee terutang adalah Rp 8.281.546 atau Rp 828,155 per lembar saham The Great Investor (STGI).

Pada hari ini, salah satu Investor The Great Investor (Sdr. Mamat Rohimat) telah menambah investasi dan mentransfer sebesar Rp 2.000.000 ke PT Etrading securities, namun belum dilakukan rekonsiliasi. Dengan demikian, Mamat Rohimat telah menambah kepemilikan sebesar Rp.2000.000/Rp.828,155 per lembar atau 2.415,008 lembar.

Dengan demikian, sampai dengan tanggal 6 oktober 2008, jumlah saham The Great Investor yang telah dikeluarkan adalah sebesar 12.415,008 lembar dengan kepemilikan sebagai berikut:
Mamat Rohimat (68%)
Asep Yan M (16%)
Saptiangga Sartono (8%)
Toni Susanto (8%).

Untuk itu, silakan kepada Investor atau Calon Investor The Great Investor untuk menambah investasinya supaya menghasilkan tingkat return yang lebih optimal.


Salam Hangat,

Manajemen



Friday, September 26, 2008

INVESTASI DILAKUKAN SECARA BERTAHAP

Dalam melakukan kegiatan berinvestasi, sebaiknya dilakukan secara bertahap. Hal ini bertujuan:
  • memantau perkembangan portofolio investasi
  • meminimalisasi risiko
  • mempersiapkan mental yang lebih matang dalam menghadapi risiko
Pada hari kemarin, Kamis 25 September 2008 pun telah memulai langkah penting yaitu dengan pembukaan rekening di PT eTrading Securities dengan nama akun atas nama:
Mamat Rohimat
Customer ID: YP L402
Uang yang disetorkan adalah Rp 10 Juta sebagai penyertaan Investor atas kepemilikan Saham The Great Investor (STGI) @ Rp 1000 sebanyak 10.000 Lembar.

Pada awal pembukaan rekening ini, komposisi kepemilikan STGI adalah sebagai berikut:
  1. Mamat Rohimat sebanyak 6000 lembar (60%)
  2. Asep Yan M sebanyak 2000 lembar (20%)
  3. Toni Susanto sebanyak 1000 lembar (10%)
  4. Saptiangga Sartono sebanyak 1000 lembar (10%)
Selamat kepada para Investor yang telah bergabung sebagai Anggota Klub Investasi The Great Investor. Semoga kerja sama yang baik ini bisa berlangsung selama-lamanya untuk kesuksesan kita bersama. Bagi Investor dari Klub Investasi Padjadjaran's Fund Syariah, nilai investasi belum dilakukan konversi karena harga saham di pasar masih murah sehingga lebih baik kita tunggu sampai harga membaik.

Sebagai tahap awal, Manajemen telah melakukan pembelian sebanyak 1500 lembar saham ANTM dengan harga rata-rata pembelian sebesar Rp 1450 senilai Rp 2.175.000 dan 500 lembar saham INDF @ Rp 1.890 senilai Rp 945.000, dan dikenakan biaya transaksi pembelian senilai Rp 20.000 sehingga nilai pembelian bersih sebesar Rp 3.140.000, sehingga kas yang tersedia Rp 6.860.000.

Di akhir penutupan pada hari pertama investasi, Saham ANTM ditutup pada harga Rp 1.430, dan saham INDF pada harga Rp 1.890 sehingga nilai Saham The Great Investor per unit (STGI) pada hari pertama sebesar Rp 995 turun dari nilai awal yang ditetapkan sebesar Rp 1.000 (turun 0.05%).

Walaupun demikian, jangan kuatir karena sesungguhnya The Great Investor telah membeli saham dari perusahaan yang memiliki fundamental yang bagus pada harga yang relatif murah (lebih murah dibanding instrinsic value yang diperkirakan) sehingga ke depan harga akan kembali ke nilai wajarnya dan menjadikan The Great Investor insya Allah untung.


Salam Hangat dan Sukses untuk kita semua,



Manajemen



Wednesday, September 24, 2008

SISTEM KEANGGOTAAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN

The Great Investor saat ini baru sebatas Klub Investasi dan belum menjadi Perusahaan Manajer Investasi. Dengan demikian, The Great Investor TIDAK BISA (tidak akan) mengeluarkan REKSA DANA yang dijual secara luas ke publik. Untuk itu, demi menjamin kemudahan pengadministrasian dan menjamin terpenuhinya hak-hak Anggota (Investor), maka Manajemen menerapkan kebijakan "Sistem Keanggotaan Tertutup".

Sistem Keanggotaan Tertutup mempersyaratkan sebagai berikut:
  • Anggota telah memiliki hubungan baik dengan Manajemen (minimum Manajemen telah mengenalnya).
  • Komunikasi memungkinkan bisa terjalin dengan baik antara Manajemen dan Anggota
  • Jika terjadi perseilisihan pendapat, memungkinkan dilakukan penyelesaian secara kekeluargaan
  • bagi calon Anggota yang hendak bergabung, silakan hubungi Mamat Rohimat (085220043344/02199052090) untuk mengklarifikasi beberapa persyaratan tersebut dan untuk menyepakati beberapa poin yang terdapat dalam Kontrak.
Tata Cara Pendaftaran:
  1. Hubungi Manajemen: Mamat Rohimat (085220043344/02199052090)
  2. Manajemen akan mengirimkan Kontrak untuk dipelajari dan disetujui.
  3. Jika telah setuju, Calon Anggota dimintra mentransferkan sejumlah uang dalam kelipatan Rp 1 Juta kepada :Bank Muamalat No Rek 9170381699 a.n. Mamat Rohimat
  4. Calon Anggota diminta me-scan bukti transfer dan dikirimkan ke: mamatthescholar@gmail.com
  5. Anggota diminta menyimpan bukti transfer yang asli untuk bukti klaim jika terjadi kekeliruan di kemudian hari.
  6. Manajemen akan mengecek keberadaan dana di rekening dimaksud, dan akan melakukan konfirmasi kepada Anggota.
  7. Manajemen akan menyatakan bahwa Anggota yang dimaksud memiliki kepemilikan sejumlah Saham The Great Investor (STGI). STGI awal ditetapkan Rp 1000.
  8. Anggota mengirimkan biodata pribadi untuk dimasukkan ke dalam database sebagai berikut:
  • Nama Lengkap:
  • Tempat Tanggal Lahir.
  • Foto Kopi KTP
  • Rekening di Bank
  • Alamat tinggal tetap
  • Nomor HP
  • Email
  • Nama dan Rekening Ahli waris (jika terjadi sesuatu kepada Anggota)
biodata dikirimkan ke email: mamatthescholar@gmail.com
Bagi anggota yang bio datanya berubah, dimohon untuk segera menginformasikan perubahan data tersebut ke Manajemen untuk memastikan hak-hak Anggota tetap terpenuhi.

PROFILE MANAGEMENT

Nama : Mamat Rohimat, S.E., M.M.

Pendidikan : Lulusan Magister Management FE UI, Cum Laude dengan IPK 3.76
Lulusan terbaik Manajemen FE Unpad, Cum Laude dengan IPK 3.70

Profesi : Manajer Investasi (SK Ketua Bapepam RI No: KEP-106/PM/MI/2005)

HP : 085220043344/02199052090

Alamat : Jalan Karet Karya II RT 5 RW 7 No 19 B Setiabudi Jakarta Selatan 12920

Website Pribadi : http://sites.google.com/site/mamatrohimat/
http://profiles.friendster.com/mamatrohimat
mamatthescholar.blogspot.com/mamatrohimat.blogspot.com

Email : mamatthescholar@gmail.com (digunakan juga untuk friendster)
mamat4businessowner@yahoo.com (digunakan u/ YM dan di facebook)

Latar Belakang Manajemen Investasi
Pengalaman Kerja : Assisten Fund Manager PT Danpac Asset Management.
Pekerjaan yang sudah diselesaikan adalah pembuatan prospektus, kontrak investasi kolektif, mempelajari tentang peraturan-peraturan mengenai Manajer Investasi dan Pasar Modal, membuat SOP Pembuatan Keputusan Investasi, menjalin kerja sama dengan Bank Kustodian (Bank Mandiri dan Bank CIMB-NIAGA), dan lain-lain.

Pengalaman Berorganisasi dan Pengeloaan Dana
Sejak tahun 2006, mendirikan Klub Investasi Padjadjaran's Fund Syariah (yang kini berubah nama menjadi The Great Investor). Return Portfolio Klub Investasi rata-rata di atas 30% per tahun, bahkan suatu waktu pernah mencapai 184% (saat pasar bullish).

Sertifikasi Profesi Manajer Investasi dan Ujian Profesi
Telah lulus ujian standar profesi pasar modal untuk Wakil Manajer Investasi pada 2 Juli 2005.
Telah memperoleh ijin WMI dari Bapepam pada 9 Nopember 2005.

Karya Ilmiah
Thesis: Penerapan Metode Warren Baffett dan Prinsip Syariah untuk Keputusan Berinvestasi pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Februari 2008.
Paper: Ada Apa Dengan Industri Reksa Dana di Indonesia, 2005 (diajukan untuk memperoleh ijin WMI dari Bapepam)

Pengalaman Pembicara
Pembicara Seminar tentang Saham dan Obligasi yang diselenggarakan Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar Modal (KSEP ITB) pada bulan Agustus 2006.
Pembicara Seminar tentang Pengenalan investasi dan pasar modal yang diselenggarakan KSEP ITB pada bulan September 2006.

Jaringan
Memiliki akses terhadap akademisi pasar modal utama di Indonesia, terhadap basis investor, dan media.

Pengetahuan
Memiliki basis keilmuan pendukung yang kuat seperti ekonomi mikro dan makro, manajemen, keuangan, manajemen investasi, manajemen pemasaran, brand management, ekonomi manajerial, manajemen pemasaran global, dan lain-lain.

Kepribadian
Memiliki sifat yang jujur, amanah, selalu berpikir positif, selalu mau belajar, mau menerima dan mengakui kesalahan jika bersalah, mau menerima kritik dan masukan, cukup dikenal luas, dan memiliki imej yang bagus di masyarakat.

TUJUAN DAN KEBIJAKAN INVESTASI

Hal yang paling penting sebelum berinvestasi dilakukan adalah menetapkan Tujuan dan Kebijakan Investasi. Tujuan dan Kebijakan Investasi dibuat untuk mencapai Tujuan Investasi Investor.
The Great Investor sebagai Investor memiliki profil investasi sebagai berikut:
  • Memiliki jangka waktu investasi yang panjang
  • Uang yang digunakan untuk investasi bukan merupakan uang yang diperlukan untuk keperluan sehari-hari
  • Investor melakukan investasi secara bertahap sesuai dengan kemampuan
  • Investor memiliki kemampuan meredam risiko investasi maksimal (loss 100%). Hal ini karena dana investasi bukan untuk keperluan sehari-hari dan investasi dilakukan semampunya.
  • Uang yang diinvestasikan bukan uang pinjaman
  • Tujuan investasi adalah untuk mendapatkan peningkatan nilai yang optimum dalam jangka panjang
Dengan demikian, Kebijakan Investasi The Great Investor adalah sebagai berikut:
  • Investasi dilakukan minimum 80% pada penyertaan ekuitas perusahaan. Portofolio yang ditempatkan pada kas atau yang setara dengan kas hanya untuk sementara.
  • Horizon Investasi bersifat jangka panjang.
  • Kebijakan Diversifikasi Portofolio bersifat terbatas, yakni menyimpan jumlah ekuitas dalam jumlah maksimum 10-an. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam memantau portofolio.
  • Ekuitas yang dibeli adalah saham dari perusahaan yang memiliki fundamental yang baik dalam jangka panjang, namun memiliki harga yang murah (undervalued)
  • Jika mendapatkan emiten yang "diyakini" sangat bagus dan murah, maka portofolio akan tempatkan secara signifikan kepada beberapa perusahaan (3-4 perusahaan).
  • Filosofi investasi: maksimisasi keuntungan dalam jangka panjang
  • Memburu investasi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek bagus saat IPO
  • Rebalancing portofolio akan dilakukan setiap 4 bulan sekali
  • Minimum, portofolio akan dievaluasi setiap bulan.

THE GREAT INVESTOR

VISI:
  • Menjadi Cikal Bakal pendirian perusahaan Investasi yang paling diminati oleh Investor baik investor individual maupun investor institutional
  • Menjalin hubungan silaturahmi dan kerjasama saling menguntungkan terutama antara Investor dan Manajemen
  • Sebagai tempat investasi yang menarik, meskipun dengan modal yang sedikit untuk tahap awal.
  • Sebagai tempat membangun hubungan kepercayaan dalam jangka panjang terutama antara Investor dan Manajemen.
  • Sebagai tempat untuk membangun tercapainya tujuan keuangan semua Investor
MISI:
  • Menghasilkan akumulasi modal yang cukup untuk pendirian perusahaan investasi
  • Akumulasi modal diperoleh dengan investasi secara berkelanjutan dan reinvestasi profit yang diperoleh
  • Memperoleh tingkat return yang optimal bagi investor dalam jangka panjang
NILAI:
  • Mengutamakan kepentingan Investor
  • Menjunjung tinggi kejujuran dan kepercayaan
  • Melakukan pengelolaan dana investasi secara Profesional
  • Melakukan investasi yang halal dan menguntungkan
  • Membangun investasi untuk mendorong kesejahteraan masyarakat dengan mendukung sektor riil

Tuesday, September 16, 2008

BUFFETTHOLOGY

Sebagaimana disebutkan di awal, The Great Investor akan mengaplikasikan Metode Warren Buffett dalam berinvestasi yang digabungkan dengan penerapan prinsip-prinsip syariah (Islam), namun akan mengalami adjustment (jika diperlukan) sesuai dengan keadaan.

Untuk memberikan gambaran dan edukasi kepada anggota, berikut saya cantumkan ulasan tentang Metode Warren Buffett sehingga kita memiliki kesamaan cara pandang dalam menjalankan Investasi ini.


Management


Warren Buffett: How He Does It

by Investopedia Staff, (Investopedia.com)
Did you know that a $10,000 investment in Berkshire Hathaway in 1965, the year Warren Buffett took control of it, would grow to be worth nearly $30 million by 2005? By comparison, $10,000 in the S&P 500 would have grown to only about $500,000. Whether you like him or not, Buffett's investment strategy is arguably the most successful ever. With a sustained compound return this high for this long, it's no wonder Buffett's legend has swelled to mythical proportions. But how the heck did he do it? In this article, we'll introduce you to some of the most important tenets of Buffett's investment philosophy.

Buffett's Philosophy

Warren Buffett descends from the Benjamin Graham school of value investing. Value investors look for securities with prices that are unjustifiably low based on their intrinsic worth. When discussing stocks, determining intrinsic value can be a bit tricky as there is no universally accepted way to obtain this figure. Most often intrinsic worth is estimated by analyzing a company's fundamentals. Like bargain hunters, value investors seek products that are beneficial and of high quality but underpriced. In other words, the value investor searches for stocks that he or she believes are undervalued by the market. Like the bargain hunter, the value investor tries to find those items that are valuable but not recognized as such by the majority of other buyers.


Warren Buffett takes this value investing approach to another level. Many value investors aren't supporters of the efficient market hypothesis, but they do trust that the market will eventually start to favor those quality stocks that were, for a time, undervalued. Buffett, however, doesn't think in these terms. He isn't concerned with the supply and demand intricacies of the stock market. In fact, he's not really concerned with the activities of the stock market at all. This is the implication this paraphrase of his famous quote : "In the short term the market is a popularity contest; in the long term it is a weighing machine."(see What Is Warren Buffett's Investing Style?)


He chooses stocks solely on the basis of their overall potential as a company - he looks at each as a whole. Holding these stocks as a long-term play, Buffett seeks not capital gain but ownership in quality companies extremely capable of generating earnings. When Buffett invests in a company, he isn't concerned with whether the market will eventually recognize its worth; he is concerned with how well that company can make money as a business. (Interested in what companies Warren Buffett is buying and selling? Check out Coattail Investor, a subscription product tracking some of the best investors in the world.)


Buffett's Methodology

Here we look at how Buffett finds low-priced value by asking himself some questions when he evaluates the relationship between a stock's level of excellence and its price. Keep in mind that these are not the only things he analyzes but rather a brief summary of what Buffett looks for:

1. Has the company consistently performed well?

Sometimes return on equity (ROE) is referred to as "stockholder's return on investment". It reveals the rate at which shareholders are earning income on their shares. Buffett always looks at ROE to see whether or not a company has consistently performed well in comparison to other companies in the same industry. ROE is calculated as follows:


Looking at the ROE in just the last year isn't enough. The investor should view the ROE from the past five to 10 years to get a good idea of historical performance.


2. Has the company avoided excess debt?

The debt/equity ratio is another key characteristic Buffett considers carefully. Buffett prefers to see a small amount of debt so that earnings growth is being generated from shareholders' equity as opposed to borrowed money. The debt/equity ratio is calculated as follows:

=

Total Liabilities


Shareholders' Equity


This ratio shows the proportion of equity and debt the company is using to finance its assets, and the higher the ratio, the more debt - rather than equity - is financing the company. A high level of debt compared to equity can result in volatile earnings and large interest expenses. For a more stringent test, investors sometimes use only long-term debt instead of total liabilities in the calculation above.


3. Are profit margins high? Are they increasing?

The profitability of a company depends not only on having a good profit margin but also on consistently increasing this profit margin. This margin is calculated by dividing net income by net sales. To get a good indication of historical profit margins, investors should look back at least five years. A high profit margin indicates the company is executing its business well, but increasing margins means management has been extremely efficient and successful at controlling expenses.


4. How long has the company been public?

Buffett typically considers only companies that have been around for at least 10 years. As a result, most of the technology companies that have had their initial public offerings (IPOs) in the past decade wouldn't get on Buffett's radar (not to mention the fact that Buffett will invest only in a business that he fully understands, and he admittedly does not understand what a lot of today's technology companies actually do). It makes sense that one of Buffet's criteria is longevity: value investing means looking at companies that have stood the test of time but are currently undervalued.


Never underestimate the value of historical performance, which demonstrates the company's ability (or inability) to increase shareholder value. Do keep in mind, however, that the past performance of a stock does not guarantee future performance - the job of the value investor is to determine how well the company can perform as well as it did in the past. Determining this is inherently tricky, but evidently Buffett is very good at it.


5. Do the company's products rely on a commodity?

Initially you might think of this question as a radical approach to narrowing down a company. Buffett, however, sees this question as an important one. He tends to shy away (but not always) from companies whose products are indistinguishable from those of competitors, and those that rely solely on a commodity such as oil and gas. If the company does not offer anything different than another firm within the same industry, Buffett sees little that sets the company apart. Any characteristic that is hard to replicate is what Buffett calls a company's economic moat, or competitive advantage. The wider the moat, the tougher it is for a competitor to gain market share.


6. Is the stock selling at a 25% discount to its real value?

This is the kicker. Finding companies that meet the other five criteria is one thing, but determining whether they are undervalued is the most difficult part of value investing, and Buffett's most important skill. To check this, an investor must determine the intrinsic value of a company by analyzing a number of business fundamentals, including earnings, revenues and assets. And a company's intrinsic value is usually higher (and more complicated) than its liquidation value - what a company would be worth if it were broken up and sold today. The liquidation value doesn't include intangibles such as the value of a brand name, which is not directly stated on the financial statements. (To learn more about Warren Buffett and the holdings his investment vehicle, Berkshire Hathaway, currently owns check out Coattail Investor.)


Once Buffett determines the intrinsic value of the company as a whole, he compares it to its current market capitalization - the current total worth (price). If his measurement of intrinsic value is at least 25% higher than the company's market capitalization, Buffett sees the company as one that has value. Sounds easy, doesn't it? Well, Buffett's success, however, depends on his unmatched skill in accurately determining this intrinsic value. While we can outline some of his criteria, we have no way of knowing exactly how he gained such precise mastery of calculating value. (To learn more about the value investing strategy of selecting stocks, check out our Guide To Stock-Picking Strategies.)

Conclusion

As you have probably noticed, Buffett's investing style, like the shopping style of a bargain hunter, reflects a practical, down-to-earth attitude. Buffett maintains this attitude in other areas of his life: he doesn't live in a huge house, he doesn't collect cars and he doesn't take a limousine to work. The value-investing style is not without its critics, but whether you support Buffett or not, the proof is in the pudding. As of 2004, he holds the title of the second-richest man in the world, with a net worth of more $40 billion (Forbes 2004). Do note that the most difficult thing for any value investor, including Buffett, is in accurately determining a company's intrinsic value.


by Investopedia Staff,

Investopedia.com believes that individuals can excel at managing their financial affairs. As such, we strive to provide free educational content and tools to empower individual investors, including more than 1,200 original and objective articles and tutorials on a wide variety of financial topics.
Sources:http://www.investopedia.com/articles/01/071801.asp?partner=WBW


CARA KAYA ALA WARREN BUFFETT

Ada pepatah yang mengatakan, jika mau belajar, maka "belajarlah kepada orang yang tepat". Jika kita ingin kaya, bertanyalah kepada orang yang sudah terbukti kaya. Tentunya, bertanya dan mempraktikan cara kaya ala Warren Buffett lebih tepat dibandingkan kita bertanya cara kaya kepada "Mbah Dukun".


Berikut adalah tips untuk menjadi kaya ala Warren Buffett!




10 Ways to Get Rich
Warren Buffett's secrets that can work for you

  1. Reinvest your profits

    When you first make money, you may be tempted to spend it. Don’t. Instead, reinvest the profits. Buffett learned this early on. In high school, he and a pal bought a pinball machine to put in a barbershop. With the money they earned, they bought more machines until they had eight in different shops. When the friends sold the venture, Buffett used the proceeds to buy stocks and to start another small business. By age 26, he’d amassed $174,000—or $1.4 million in today’s money. Even a small sum can turn into great wealth.
  2. Be willing to be different

    Don’t base your decisions upon what everyone is saying or doing. When Buffett began managing money in 1956 with $100,000 cobbled together from a handful of investors, he was dubbed an oddball. He worked in Omaha, not on Wall Street, and he refused to tell his partners where he was putting their money. People predicted that he’d fail, but when he closed his partnership 14 years later, it was worth more than $100 million. Instead of following the crowd, he looked for undervalued investments and ended up vastly beating the market average every single year. To Buffett, the average is just that—what everybody else is doing. To be above average, you need to measure yourself by what he calls the Inner Scorecard, judging yourself by your own standards and not the world’s.
  3. Never suck your thumb

    Gather in advance any information you need to make a decision, and ask a friend or relative to make sure that you stick to a deadline. Buffett prides himself on swiftly making up his mind and acting on it. He calls any unnecessary sitting and thinking “thumb-sucking.” When people offer him a business or an investment, he says, “I won’t talk unless they bring me a price.” He gives them an answer on the spot.
  4. Spell out the deal before you start

    Your bargaining leverage is always greatest before you begin a job—that’s when you have something to offer that the other party wants. Buffett learned this lesson the hard way as a kid, when his grandfather Ernest hired him and a friend to dig out the family grocery store after a blizzard. The boys spent five hours shoveling until they could barely straighten their frozen hands. Afterward, his grandfather gave the pair less than 90 cents to split. Buffett was horrified that he performed such backbreaking work only to earn pennies an hour. Always nail down the specifics of a deal in advance—even with your friends and relatives.
  5. Watch small expenses
    Buffett invests in businesses run by managers who obsess over the tiniest costs. He once acquired a company whose owner counted the sheets in rolls of 500-sheet toilet paper to see if he was being cheated (he was). He also admired a friend who painted only the side of his office building that faced the road. Exercising vigilance over every expense can make your profits—and your paycheck—go much further.
  6. Limit what you borrow

    Living on credit cards and loans won’t make you rich. Buffett has never borrowed a significant amount—not to invest, not for a mortgage. He has gotten many heartrending letters from people who thought their borrowing was manageable but became overwhelmed by debt. His advice: Negotiate with creditors to pay what you can. Then, when you’re debt-free, work on saving some money that you can use to invest.
  7. Be persistent

    With tenacity and ingenuity, you can win against a more established competitor. Buffett acquired the Nebraska Furniture Mart in 1983 because he liked the way its founder, Rose Blumkin, did business. A Russian immigrant, she built the mart from a pawnshop into the largest furniture store in North America. Her strategy was to undersell the big shots, and she was a merciless negotiator. To Buffett, Rose embodied the unwavering courage that makes a winner out of an underdog.
  8. Know when to quit

    Once, when Buffett was a teen, he went to the racetrack. He bet on a race and lost. To recoup his funds, he bet on another race. He lost again, leaving him with close to nothing. He felt sick—h e had squandered nearly a week’s earnings. Buffett never repeated that mistake. Know when to walk away from a loss, and don’t let anxiety fool you into trying again.
  9. Assess the risks

    In 1995, the employer of Buffett’s son, Howie, was accused by the FBI of price-fixing. Buffett advised Howie to imagine the worst- and best-case scenarios if he stayed with the company. His son quickly realized that the risks of staying far outweighed any potential gains, and he quit the next day. Asking yourself “and then what?” can help you see all of the possible consequences when you’re struggling to make a decision—and can guide you to the smarte
  10. Know what success really means

    Despite his wealth, Buffett does not measure success by dollars. In 2006, he pledged to give away almost his entire fortune to charities, primarily the Bill and Melinda Gates Foundation. He's adamant about not funding monuments to himself—no Warren Buffett buildings or halls. "I know people who have a lot of money," he says, "and they get testimonial dinners and hospital wings named after them. But the truth is that nobody in the world loves them. When you get to my age, you'll measure your success in life by how many of the people you want to have love you actually do love you. That's the ultimate test of how you've lived your life."

Sources:http://www.parade.com/hot-topics/0809/10-ways-to-get-rich_10



Management

SELAMAT BERGABUNG!

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Saat ini, telah dibuat blog untuk Klub Investasi The Great Investor. Blog ini adalah sarana komunikasi para anggota The Great Investor, selain sebagai media bagi Management melaporkan kinerja investasi yang dilakukan. Selain blog ini, Manajemen sedang mengupayakan membuat website untuk The Great Investor (www.greatinvestor.biz) yang diharapkan bisa launching pada akhir tahun ini.

The Great Investor adalah klub investasi yang didisain sebagai langkah lanjutan untuk terbentuknya Perusahaan Investasi terkemuka, baik di tataran Indonesia ataupun dunia. Itu merupakan impian yang besar. Namun, tidak pernah ada sesuatu yang besar terjadi tanpa dimulai dari impian yang besar dari para pendiri dan pelakunya.

The Great Investor adalah kelanjutan dari klub investasi Padjadjaran's Fund Syariah (sebuah klub investasi yang didirikan oleh Saya, Mamat Rohimat di Bandung pada tahun 2006). Nama The Great Investor terinspirasi saat saya membuat thesis "Penerapan Metode Warren Buffett dan Prinsip Syariah Pada Keputusan Berinvestasi pada Perusahaan-Perusahaan yang Sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Februari 2008" untuk memperoleh gelar Magister Manajemen dari MM FE UI. Saat itu, saya membaca buku Hagstrom-The Warren Buffett Way-, bahwa 'guru saya', Warren Buffett dijuluki sebagai 'The Greatest Investor in the world'

Dengan demikian, The Great Investor adalah nama yang didedikasikan untuk mengenang 'jasa' Warren Buffett, sang guru dalam berinvestasi. Tak heran juga jika dalam penerapan investasi, strategi yang digunakan "sangat terpengaruhi" oleh metode investasi Warren Buffett yang digabung dengan prinsip-prinsip Islam dalam berinvestasi (ber-muamalat) yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan.

The Great Investor diharapkan menjaring anggota yang berkomitmen untuk kerja sama dalam jangka waktu yang panjang untuk bersama-sama membangun dan mengusahakan kesuksesan bersama.

Sistem keanggotaan The Great Investor bersifat "tertutup dan selektif", untuk memastikan bahwa hak anggota bisa terpenuhi dengan baik oleh Manajemen. Artinya, hanya anggota yang memenuhi persyaratan yang bisa menjadi anggota The Great Investor.

Sekali lagi, selamat bergabung untuk kerja sama saling menguntungkan dan berorientasi jangka panjang untuk kesuksesan bersama. Amin


Wassalam'ulaikum Wr.Wb.

Jakarta, 15 September 2008


Mamat Rohimat, S.E., M.M.

Management