~di antara sustainability suatu project adalah ketersediaan fund
~pernah terpikir suatu waktu, saya bisa buat fund untuk tujuan kemajuan umat, pokoknya adalah dakwah.
~ketika saya punya tagihan macet, saya tak ingin kekesalan ada di hati,,ingin dikurangi, saya bilang sy mau buat cikal bakal fund untuk tujuan tersebut. :-).
~eh, sekarang dibayar, dana di tangan:-). Alhamdulillah rasa kesal saya yang dihindari, jauh lebih berharga dr uangnya terhapus.
$dan kini, janji ada di tanganku.
$seorang mukmin akan memenuhi janjinya.
$jk uang yg terinvestasikan di rekening khusus ini berubah, jd berapa pun, andaikan triliunan pun, itu sdh milik umat untuk kebaikan umat Islam.
$jd kt ngehayal saja ini sdh seolah2 menjadi triliunan, shg kt berhayal infak triliunan:-). Dengar dr penjelasan riyadhus shalihin, orang berilmu yg sekedar berkhayal untuk infak dg ini, itu, nilainya besar, pahala sdh dicatat. Apa salahnya kita berkhayal kl bgt, ngapain tanggung mengkhayalnya?
$dan walaupun mengkhayal besar, hrs mulai dg yang ada. Jd, sekedar berkhayal bro.
$bila percaya dg program ini, jk ada yg mau ikutan, boleh inbox ya.
$semoga dijaga niat kita. Nilainya boleh gak seberapa, tapi niatnya hrs besar. Besarkan dlm pikiran dan khayalan kita:-). Dan action sekarang.
$anggaplah kita akan mendanai dakwah Islam ke seluruh dunia dg fund ini:-).
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
$Ide: barang siapa punya piutang macet tak diharapkan balik. Hubungi saya, saya do'ain agar dilunasi gimana pun caranya Allah kehendaki. Kl ternyata dibayar lunas 100%, 50%-nya untuk Ar-Rohmat Fund. Deal?
Sunday, December 25, 2016
Ar-Rohmat Fund [Seluruh Nilai Investasi Saya Di Akun Investasi The Great Investor dimasukkan ke Ar-Rahmat Fund]
Friday, December 16, 2016
Pentingnya Cash Flows
Dalam suatu hadits, kelak diakhirat setiap orang akan ditanya mengenai:shalatnya,waktunya, dan juga hartanya.
Pertanyaan tentang harta mengenai:
-Dari mana uang/harta itu berasal
-Ke mana uang itu dibelanjakan
Tentu saja, karena dalam hadist yang digunakan adalah sudut pandang agama, sehingga titik berat pertanyaan itu adalah apakah uang itu berasal (diperoleh dari) usaha yang halal, dan apakah uang itu dibelanjakan kepada sesuatu yang halal dan bermanfaat.
Namun, sebagai seorang praktisi keuangan, kita bisa melihat ada kesamaan antara pertanyaan tentang harta itu dalam kaitannya dengan cash flow (arus kas), yaitu:
-arus kas masuk (cash flow in)
-arus kas keluar (cash flow out)
*Dari mana uang itu berasal identik dengan cash flow in.
*Ke mana uang itu dibelanjakan identik dengan cash flow out.
Dalam keuangan, yang paling penting adalah cash flow, bukan net income ataupun balance sheet. Karena itu, sering kali disebut cash flow adalah "darah".
Ternyata, dalam agama pun, cash flow memegang peranan yang sangat penting. Cash flow itu pula yang akan ditanyakan dan diminta pertanggungjawaban kelak di akhirat.
So, yu kita mulai melihat kembali cash flow kita. Ke depan, kita akan berhadapan dan berusaha bagaimana kita bisa mengelola keuangan kita terutama dari cash flownya.
Terima Kasih
Mamat Rohimat
Smart Investing
-->Dalam suatu Hadits, dikatakan bahwa kelak di Akhirat kita akan ditanya mengenai harta kita dengan 2 pertanyaan: dari mana harta itu berasal dan kemana harta itu dibelanjakan. Tentu saja, yang menjadi perhatian di sini adalah apakah harta itu di peroleh dari jalan yang halal dan apakah harta itu dibelanjakan kepada sesuatu yang halal dan bermanfaat.
Dalam ilmu keuangan, ada suatu jargon bahwa yang paling penting dalam keuangan adalah cash. Sebagian besar menyebutnya bahwa cash adalah The King. Oleh karena itu, pembahasan mengenai cash flow merupakan hal yang utama dalam keuangan. Pembahasan mengenai cash flow juga dibagi ke dalam dua bagian yaitu: dari mana uang itu berasal (cash flow in) dan kemana uang itu dibayarkan (cash flow out). Pembahasan di sini untuk menilai: apakah cash flow in dan cash flow out itu berasal dari operasi perusahaan (cash flow from operation), dari pendanaan (cash flow from financing) ataukah berasal dari investasi (cash flow from investment). Dalam sudut pandang cash flow, suatu perusahaan yang memiliki net cash flow from operation (selisih antara cash flow in dengan cash flow out dari operasi perusahaan) yang besar dan konsisten sangat disukai.
Cash Flow In
Dalam konteks keuangan pribadi, Menurut Robert T Kitosaki dalam buku The Cash Flow Quadrant, cara seseorang memperoleh uang dikelompokkan ke dalam 4 Quadrant yaitu Employee (Karyawan), Self Employee (Profesional), Business Owner (Pemilik Binis) dan Investor (Pemilik Modal).
The Cash Flow Quadrant: Robert T Kiyosaki
Self Employee
Seorang yang memiliki keahlian khusus sehingga bekerja sesuai keahliannya. Ex: dokter praktek
Business Owner
Seorang Pemilik Perusahaan yang sudah berjalan sesuai dengan sistem. Ex: Bill Gate
Employee
seorang yang bekerja untuk perusahaan orang lain. Ex: karyawan
Investor
Seorang yang menginvestasikan uangnya pada perusahaan lain dan hidup dari hasil investasinya. Ex: Warren Buffett
Tugas kita adalah bagaimana meningkatkan cash flow in dan memastikan bahwa kita selalu mendapatkan cash flow in secara konsisten dalam keadaan apa pun. Jika hanya mengandalkan menjadi Employee, jelas tidak mungkin karena kalau tidak bekerja entah sakit ataupun meninggal, kita tidak mungkin dapat gaji. Begitu juga jika kita mengandalkan hanya menjadi self employee. Dengan demikian, seorang yang smart akan berupaya membangun bisnis dan menjadi investor.
Cash Flow Out
Cash flow out seorang manusia bisa ditelusuri ke dalam berbagai pos, yaitu:
memenuhi kebutuhan hidup
Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi terlepas apakah dia memiliki penghasilan (cash flow in) ataupun tidak. Kebutuhan mendasar itu adalah makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Beberapa hal yang berpengaruh terhadap uang yang dikeluarkan yaitu:
Kebutuhan Vs Keinginan
Apakah yang dibeli itu merupakan kebutuhan ataukah keinginan? Jika orang terus membelanjakan uang untuk memenuhi keinginan, apalagi sifatnya jangka pendek, maka uangnya tak akan pernah cukup dan tentunya akan selalu kekurangan.
Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang yang berbeda sangat berpengaruh terhadap jumlah uang yang harus dikeluarkan. Semakin ”high” gaya hidup yang dimiliki, maka semakin besar tambahan uang yang harus dikeluarkan di atas apa yang benar-benar dibutuhkannya.
ABC: Activiy Based Costing
Dalam istilah Akuntansi Management terdapat istilah ABC. Di sini kita juga bisa menggunakannya yang berarti setiap uang yang dikeluarkan itu adalah akibat dari aktivitas yang dilakukan. Seorang yang cerdas dalam keuangan harus memilih apakah aktivitas itu berguna dan bermanfaat, terutama menimbulkan cash flow in baru baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Sisa dari kebutuhan hidup
Dalam istilah ekonomi, terdapat suatu formula: Y = C + S, Jika S = 1, maka Y = C + I
Dimana: Y = Income, C = Consumption, S = Savings, dan I = Investment
Maksud dari formula itu adalah uang yang kita dapatkan (Y) akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita (C), dan selebihnya merupakan bias berupa tabungan (S) atau investasi (I).
Bagaimana jika konsumsi (C), melebihi dari pendapatannya (Y)? Jika terjadi demikian, itulah yang kita namakan dengan ”besar pasak daripada tiang”, sehingga sisanya (S atau I) bertanda negatif (mengutang).
Di sini akan terlihat jelas siapa yang smart dan yang tidak. Jika orang belanja kebutuhan hidupnya dengan mengutang, maka dia tidak akan pernah memiliki tabungan (S) dan Investasi (I) yang bisa menghasilkan cash flow in baru. Sebaliknya, dia akan harus membayar sejumlah uang berupa pokok pinjaman + bunga yang berarti tambahan cash flow out. Jelas pula lah bahwa budaya menggunakan kartu kredit adalah bentuk lain dari ”mengutang” untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan jika tidak dilakukan secara bijaksana bisa menimbulkan kesulitan keuangan.
Jika seorang sudah bisa menyisakan sebagian dari penghasilannya (I) sehingga bisa mulai membangun tabungan (S) dan (I), maka tabungan/investasi itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya di masa mendatang.
Kebutuhan itu dapat berupa:
Dana untuk jaga-jaga atau dana darurat
Dana untuk mempersiapkan biaya pernikahan
Dana untuk membangun rumah
Dana untuk pendidikan anak
Dana untuk menjaga agar jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, cash flow in tetap diperoleh (proteksi)
Dana untuk pensiun/masa tua
Kebutuhan-kebutuhan itu menuntut untuk dipenuhi dari tabungan atau investasi yang direncanakan secara berkala karena:
Kebutuhannya belum terjadi
Besarannya sering kali tidak dapat diprediksi
Waktunya di masa mendatang, namun sering kali tidak diprediksi secara pasti
Besarannya cukup besar sehingga tidak bisa dipenuhi dari Income reguler saat ini.
Seorang yang ”smart” akan menempatkan dana baik itu tabungan (S) dan investasinya itu di dalam suatu ”instrument” yang memungkinkan menghasilkan tingkat return (keuntungan) yang melebihi tingkat inflasi (kenaikan harga-harga bahan pokok secara umum).